Wednesday, April 11, 2012

YANG TERJADI [DALAM 100 KATA]

Hari ini berjalan seperti biasa. Semua orang berada di tengah kota, dimana denyut perekonomian kota kami berdenyut keras. Sekeras yang ia mampu.


Sore ini, awan menggantung gelap di langit. Membawa perasaan gundah merasuk ke dalam hati.


Tiba-tiba, semua orang berlarian.


Gamang.


Pusing.


Semua orang berhamburan ke jalanan. “Itu, gempa?”, pikirku.


Panik.


Jalan aspal di depan mata tiba-tiba retak dan atap rumah pun luluh lantak. Shalawat dan adzan berkumandang tidak pada waktunya.


Ikut berlari tanpa arah.


“Ngggggiiiuuuuuuuunnngggg.... Nggiiiuuuunggg...”


“Itu suara apa?”, pikirku sembari lari. Lalu terbersit, itu adalah suara sirene mencekam yang sering terdengar pada latihan siaga tsunami.


“Oh Tuhan, jangan!!”




--

10.04.2012

Doaku untuk semua saudara sebangsa di Aceh dan dataran Sumatera yang mengalami gempa 8.9 SR sore hari tadi. #prayforsumatera #prayforaceh


@dazzlingdevera: “Berdoa jangan hanya di tweet, tapi luangkan 5 detik untuk beneran berdoa.”




Tuesday, April 10, 2012

Never say No to yourself.
Just try whatever what you want.
Every step you make, have its own consequences.
But be brave to take it all.

#notetomyself


gonna start a new life here

hi there..
I looked up and my last post is on May 8th 2010. Today is April 10th 2012. So it's nearly 2 years since my absence. Many things had happened. Good and bad.

Had difficulties in gaining back this account, since I totally forgot the email and password.. *hahaha..* but I managed to get it back. *yeaaahh~!*

Read of what I have written in my late years, making me think that I enjoyed writing and I would like to start everything fresh again now.



Ganbatte~!



Saturday, May 08, 2010

Jarak antara Jakarta dan San Fransisco adalah 13.930 km atau 8.656 miles dengan perbedaan waktu 14 jam. Kayanya semua anak kecil pun bisa menghitung tanpa menggunakan kalkulator karena angka itu bisa di dapatkan dengan mudah di google.

Tapi satu hal yang google gak bisa kasih tau ke kita adalah, bagaimana sebuah perasaan cinta bisa mengarungi jarak dan waktu yang berbeda untuk menyatukan satu dengan yang lainnya.


lautan biru membentang di antara dua dunia tempat kita berpijak

hawa udara padat menyesakkan sanubari

menggegas setiap bulir yang mengapung

aku disini sendiri tanpa dirimu

merindukan akan hadirnya kehangatan dan senyumanmu


Dia - dalam 100 kata

Hamparan hijau rumput membentang di depan mata. Hanya ada aku dan dia disini, saat semua orang sedang bergumul dengan pikiran mereka masing-masing. Kami duduk berdua tanpa mengucap kata-kata. Serasa kami dapat saling membisikkan kata melalui angin yang menyibakkan rambut panjangku.

Matahari bersinar hangat namun udara semilir beriak dingin. Sebelumnya tak pernah begini. Selalu ada kehangatan di antara kita berdua. Namun sekarang hanya ada ucapan dingin yang keluar dari bibir manisnya. Ingin rasanya kugapai lagi hangat hatinya karena kutahu masih ada dia di dalam sana.


“Jadi, begini saja akhirnya, Mas?”, ucapku.

“Ya.”

“kamu akan meninggalkanku demi pria itu?”, tanyaku lagi.

“Ya.”

Tuesday, July 21, 2009

pernahkah?

membuka file-file lama, dan menemukan surat-surat patah hatiku.. salah satu kalimat di salah satu ujung surat itu bertuliskan,...

Begitu hendak tidur, ku terduduk di kasurku..
Berpikir..
Tapi aku tak bisa berpikir..

Hanya bisa merasakan..
sakitnya hatiku..
dan buliran air matapun menetes.

Buatku, itu adalah saat yang sangat menyedihkan.

Wednesday, April 29, 2009

terus berlari dalam 100 kata

Hosh hosh hosh.. aku terus berlari menembus lorong-lorong gelap di kotaku.
Nampaknya aku harus beristirahat disini. Semoga saja dia tidak dapat mengejarku. Aku sudah tidak kuat lagi, napasku mulai memburu.

Namun ketika aku melihat ke ujung jalan,

APA?! Dia ada disana??

Langsung aku berlari lagi tanpa mengindahkan semuanya. “kenapa aku? Siapa anak kecil itu? Kenapa dia selalu ada?” Baru beberapa hari ini aku menyadari kehadirannya. Dia selalu menguntitku dari ujung jalan. “Kenapa aku? Aku tidak bersalah..Bukan aku yang membunuhnya. Bukan aku!!”, pikiranku berkecamuk sambil terus berlari menembus malam. Aku masih bisa mendengar derap langkah kecilnya dibelakangku.

“Bukaan! Bukan akuu..”

DOR!!!

Wednesday, September 10, 2008

08.09.08


When I opened up my eyes today
Felt the sun shining on my face

It became so clear to me that everything is going my way

I feel like there's no limit to what I can see
Got rid of fears that were holding me

My endless possibilities
Has the whole world opened for me
That's why I'm feeling...

.Audeevera. 08.09.08.


~olivia : feelin' so good


Friday, September 05, 2008

a book

Siapa sih yang gak tau apa itu buku? Kalau menurutku, Buku adalah sesuatu yang selalu saja bisa membawaku ke dunia yang tidak biasa, dunia dalam imajinasiku. Melihat buku dengan tebal ratusan halaman membuatku tertantang dan bersemangat untuk dapat mengetahui khayalan apa lagi yang bisa kulalui. Begitu pula dengan buku tulis, melihatnya saja sudah membuatku tak sabar untuk kugoresi dengan tulisan-tulisan kosongku. Akupun merasa tertarik seperti lebah mengagumi madu yang terdapat di bunga. Karena itupun, toko buku adalah tempat dimana aku merasa senang dan merasakan menjadi bagian dari buku-buku...

Mengapa?
Karena aku adalah buku.


Kita semua adalah 'buku'. Sebuah buku yang menyimpan rapat-rapat mengenai siapa kita, apa yang sudah kita lakukan dan juga impian-impian yang ingin kita lakukan. Kehidupan kita seperti tulisan-tulisan didalam buku. Bila kita membacanya, berarti kita sedang membaca kehidupan seseorang. Mengikutinya bepergian, mengikutinya lulus sekolah, lulus kuliah, kemudian bekerja dan menikah. Tapi apakah itu akan berhenti disitu saja? Tidak.

Aku punya banyak 'buku' dalam kehidupanku. Aku punya 'buku' dari setiap orang yang selalu kusimpan dengan baik didalam lemari-lemari neuron otakku. Orang-orang yang berkunang-kunang di sekitarku dan mengena dihatiku pasti menorehkan goresan tulisan kehidupan mereka di dalam lembaran-lembaran papyrus di dalam hatiku yang selalu siap sedia menerima semua canda dan tawa, lalu menampungnya seperti wadah penampung air tetesan hujan. Dan lembaran papyrus itu akan beterbangan menuju lemari yang tepat untuk menyimpannya.

Dari setiap buku yang kita baca, kita seperti berlari dari bab ke bab lainnya. Bila kita menyudahi sebuah bab dan itu merupakan bab terakhir dari sebuah cerita, kita pun akan merasa bersemangat untuk mengetahui akhir dari cerita tersebut. Tapi kitapun bisa merasa sedih karena cerita itu sudah akan berakhir dan tidak bisa menemani kita lagi di masa kita.

Ada sebuah bab di dalam salah satu 'buku'ku yang sudah dipastikan tidak akan ada kelanjutannya karena ceritanya harus berakhir dan tanda titik di akhir kalimat adalah benar-benar sebuah titik yang mengakhiri sebuah cerita. Period. Setelah mengarungi perjalanan dan menorehkan banyak tulisan..kini sudah berakhir sepenggal kisah. Lalu dengan perlahan kututup 'buku'nya, menyegelnya dengan seksama dan penuh air mata, berakhir pula ceritaku dengannya.

~picturen taken from www.photobucket.com